 |
SAZA | | |
http://panda-manda-saza.blogspot.com
Haritsa SyamsaVaganza
Terapi pengobatan dengan sirsak
KANKER
menjadi momok banyak orang di seluruh dunia
hingga kini. Saat banyak penelitian dilakukan
untuk menemukan obat kanker terbaik, buah sirsak
ternyata menyimpan keunggulan ini.
Beberapa waktu lalu, Taman Wisata Mekarsari
mengadakan demo pengolahan daun sirsak yang
diberikan secara gratis kepada pengunjung untuk
ke-12 kalinya. Kegiatan bertujuan memberikan
informasi bagaimana mengolah sirsak dengan baik
untuk dijadikan obat alternatif membunuh sel
kanker.
Selain melihat langsung demo pengolahan daun
sirsak, pengunjung juga bisa melakukan tanya
jawab seputar pengobatan kanker secara herbal
dan disuguhkan pengetahuan menarik mengenai
seluk beluk budidaya tanaman sirsak dan
pengolahan daun untuk obat herbal penyakit
kanker. Penasaran bagaimana sirsak mampu menjadi
pembunuh sel kanker?

Setiap bagian sirsak bermanfaat
Nama sirsak berasal dari bahasa Belanda “zuur
zak”, artinya buah yang asam. Bagian tanaman
mulai bunga, daun, buah, biji, kulit, dan akar
dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan
tradisional.
Pada awal 1990-an, ditemukan 34 senyawa
Cytotoxic, pada daun sirsak yang mampu
menghambat hingga membunuh sel-sel tubuh yang
mengalami pertumbuhan tidak normal (sel kanker).
Senyawa ini memiliki beberapa keunggulan bila
dibandingkan dengan pengobatan kanker saat ini,
antara lain membunuh kanker secara efektif dan
aman, tanpa menyebabkan rasa mual dan muntah
serta tanpa kehilangan berat badan maupun
kerontokan rambut dalam jumlah besar.
Daun sirsak diketahui mengandung zat annonaceous
acetogenins yang mampu 10.000 kali lebih kuat
membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin,
yang biasa dipakai dalam pengobatan kemoterapi.
Zat acetogenins dapat membunuh aneka jenis
kanker, seperti kanker usus, tiroid, prostat,
paru-paru, payudara, dan pankreas bahkan
penyakit ambeien tanpa merusak atau mengganggu
sel-sel tubuh yang sehat. Hal ini telah diteliti
di Laboratorium Health Sciences Institute,
Amerika Serikat di bawah pengawasan the National
Cancer Institute, Amerika Serikat.
”Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi olahan
daun sirsak sebagai pengobatan terhadap kanker
atau tumor, sebaiknya konsultasikan terlebih
dahulu dengan dokter atau herbalis tempat Anda
selama ini melakukan pengobatan. Sebab,
dikhawatirkan Anda mempunyai alergi terhadap
sirsak atau obat yang selama ini Anda konsumsi
berefek terbalik dengan senyawa dalam daun
sirsak,” jelas Stefanus, herbalis dari
Herbacure, dalam pemaparannya.
Cara pengolahan
Lebih lanjut, Stefanus dan Darmawan Tri Wibowo,
ahli budidaya tanaman sirsak dari Taman Wisata
Mekarsari memaparkan cara pengolahan daun sirsak
untuk herbal pencegah kanker, berikut ini:
1. Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15
lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc)
hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat
merebus sebaiknya menggunakan kendi atau panci
yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat
yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Air
rebusan diminum selagi hangat setiap hari, pagi
atau sore hari selama 3-4 pekan.
”Perlu diperhatikan, pengambilan daun sirsak
sebaiknya dimulai dari daun ke-4 atau ke-5 dari
ujung pucuk. Hal ini dikarenakan pada daun yang
terlalu muda, senyawa belum banyak terbentuk.
Sementara pada daun yang tua sudah mulai rusak
sehingga kadarnya berkurang.
2. Selain teknik pengolahan di atas, secara umum
terdapat pengolahan lain daun sirsak, yaitu
dengan memanfaatkan daun sirsak kering 10-15
lembar direbus dengan 2 gelas air (400 cc)
sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses
perebusan membutuhkan waktu 1-1,5 jam saja, jadi
lebih cepat prosesnya dibanding cara di atas.
Proses pengeringan sebaiknya tidak dilakukan di
bawah sinar matahari terik karena dikhawatirkan
akan merusak senyawa dalam daun sirsak.
”Daun sirsak kering memiliki senyawa yang tetap
sama dengan daun sirsak basah karena yang
berkurang dalam proses pengeringan hanya kadar
airnya. Sementara, senyawa dalam daun tetap
terjaga. Penyimpanan daun sirsak dalam lemari
pendingin maksimal sepekan sejak pemetikan
karena proses pendinginan yang lama
dikhawatirkan akan merusak senyawa dalam daun
selain aroma daun yang tidak enak karena proses
fermentasi.
3. Konsumsi
daging buah sirsak segar (150-250 gr/hari)
dengan mengolahnya menjadi jus atau dimakan
langsung sangat disarankan. Daging buah sirsak
selain sebagai penambah energi (pada umumnya
penderita kanker/tumor kondisi badanya lemas
/lesu) juga kaya serat yang sangat membantu
proses pengeluaran sel-sel kanker yang telah
mati akibat penyembuhan oleh senyawa
acetogenins.
Ekskresi sel kanker yang mati bisa melalui
keringat, urine, dan feses sehingga umumnya
terapi menggunakan herbal daun sirsak sebagai
pengobatan akan berefek hangat/panas pada bagian
tubuh yang sakit, sering kencing, dan
berkeringat deras. Cepat lambatnya reaksi tubuh
terhadap penggobatan atau efek samping
pengobatan berbeda pada setiap orang dipengaruhi
oleh faktor, seperti usia, ketahanan tubuh
penderita, tingkat stadium kanker/tumor, dan
jenis kanker atau tumornya.
4. Pengolahan daun sirsak lainnya yaitu dengan
cara memblender 3-5 lembar daun sirsak basah
dengan menambahkan ¼ gelas air (50 cc) air
hangat untuk membantu proses penghancuran.
Sebelum diblender, daun sebaiknya dipotong
menjadi 3-4 bagian agar lebih cepat hancur.
Setelah hancur, masukkan daun ke wadah dengan
penutup rapat, lalu tambahkan 1 gelas air panas
ke dalamnya dan aduk sampai rata.
Tutup wadah dengan rapat agar panas tetap
terjaga dan proses ekstraksi senyawa dapat
maksimal. Biarkan selama 15-20 menit, setelah
itu saring olahan untuk diambil airnya dan minum
selagi hangat.
Bila tidak ada blender, pengolahan daun sirsak
bisa juga dengan cara digerus menggunakan cobek
dengan teknik pengolahan yang sama dengan cara
diblender.
”Pengolahan dengan cara diblender atau digerus
tidaklah semaksimal ekstraksi senyawa daun
sirsak dibandingkan dengan teknik pertama
(perebusan daun basah) dan teknik kedua
(perebusan daun kering), tetapi lebih efisien.
Hasil olahan pada kedua teknik umumnya beraroma
langu yang cukup menyengat. Untuk menekan
aromanya bisa ditambahkan sedikit perasan buah
nanas atau buah lain yang lebih disukai. Dan
jangan menambahkan gula aren murni, madu, atau
gula pasir bila rasanya tidak Anda sukai, karena
sudah melalui proses kimiawi.
Reaksi pengobatan
Reaksi pengobatan menggunakan olahan daun sirsak
umumnya bereaksi setelah 3-7 hari setelah
pengobatan secara rutin 3 kali sehari meskipun
ada juga yang baru bereaksi setelah 1 bulan
konsumsi rutin.
”Bila reaksi tidak ada, cek kembali secara
detail, mulai dari pemilihan alat dan bahan,
teknik pengambilan daun, cara pengolahan, bahkan
teknik konsumsinya apakah rutin atau tidak,
karena semua merupakan satu kesatuan yang wajib
dipenuhi agar hasilnya maksimal.
Ia menambahkan, cek kondisi penyakit Anda
sebelum pengobatan dan periksa kembali dua pekan
setelah pengobatan untuk melihat sejauh mana
reaksi pengobatan dengan metode ini. Bila tidak
ada pengaruh selama dua bulan konsumsi, padahal
sudah menjalankan pengolahan dengan benar, maka
pengobatan dengan olahan daun sirsak ini bisa
ditingggalkan.
”Untuk penderita maag yang khawatir asam
lambungnya naik karena konsumsi buah sirsak
yang agak asam, sebaiknya mengonsumsi buah 1 jam
setelah makan. Bila menderita sakit maag yang
cukup akut, konsumsi buahnya bisa dilakukan
dengan cara mengukus daging sirsak terlebih
dahulu agar rasa asam berkurang